SIAPA yang menyelinap ke belakang villa khusus untuk mengecek BlackBerry atau iPhone-nya? Dua per lima dari pekerja Indonesia (39%) tidak akan benar-benar santai saat liburan musim panas ini, tetapi berupaya untuk bekerja hingga tiga jam setiap hari, daripada bersantai di tepi kolam renang atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman.
Di antara para profesional yang bersikeras dan sama sekali tidak dapat switch off, adalah kalangan minoritas hard-core pecandu kerja (workaholic) yang serius. 27% akan bekerja lebih dari tiga jam setiap hari saat liburan, mengabaikan orang-orang terkasih demi memenuhi kecanduan bekerja mereka. Ini merupakan hasil survei terbaru dari Regus yang mengkhawatirkan, melalui lebih dari 16.000 responden di lebih dari 80 negara.
Tidak hanya pekerja Indonesia bekerja terlalu banyak saat mereka berlibur, namun banyak yang tidak dapat melepaskan smartphone dan netbook-nya dimana 55% mengakui bahwa mereka akan tetap bekerja seperti biasa saat berjemur, walaupun agak dikurangi. Jadi, bukannya mereka menikmati waktu luang mereka bersama yang terdekat dan terkasih, mereka berusaha untuk mengatasi berbagai tekanan pekerjaan dengan pasangan yang mengeluh serta anak-anak yang kecewa.
Martin Schwarz, Senior VP Stern Stewart & Co mengatakan: “Mengambil cuti tidak hanya penting untuk memperkuat ikatan dan beristirahat, tetapi juga dapat membedakan antara pekerja yang sehat dengan yang terlalu lelah. Hasil laporan menunjukkan bahwa pikiran yang stres merupakan tempat yang subur untuk berkembangbiaknya perasaan cemas yang tidak sehat, karena itu penting bagi para profesional untuk bersantai sekali-kali dan benar-benar lepas dari urusan kantor.”
William Willems, Regional VP Regus SEA and Pacific berkomentar: “Perkembangan-perkembangan di bidang teknologi membuat para pekerja selalu terhubung dan godaan untuk mengecek email dan menyelesaikan tugas yang terkait dari situ menjadi lebih mudah. Dengan smartphone, netbook dan koneksi internet yang tersedia di mana-mana, menjadi sangat sulit untuk benar-benar putus koneksi, tetapi bersantai dan meluangkan waktu untuk beristirahat, keluarga dan teman-teman merupakan hal yang sangat penting untuk tetap hidup sehat.
“Bekerja larut malam biasanya tidak berhasil dan mengambil bagian dalam liburan bersama keluarga hanya membuat para pekerja lebih lelah dan merusak suasana bagi semua orang. Para perusahaan perlu untuk segera mencari jalan yang meningkatkan efisiensi dan produktifitas untuk mencegah staf membawa pekerjaan di waktu pribadi mereka, jika mereka ingin memastikan bahwa staf tetap bahagia, sehat dan produktif. Dengan memperkenalkan lebih banyak fleksibilitas dan memungkinkan pekerja untuk mengurangi waktu perjalanan dan bekerja lebih dekat dengan rumah, para perusahaan dapat menjadi lebih efisien dan memungkinkan para pekerja untuk bebas benar-benar memutuskan hubungan saat mereka pergi berlibur. “
Tentang Regus
Regus adalah penyedia tempat kerja fleksibel terbesar di dunia, dengan produk dan layanan yang terdiri dari perkantoran bersarana lengkap sampai pada ruang rapat profesional, bisnis lounge dan jaringan studio video komunikasi terbesar di dunia. Regus memungkinkan orang untuk bekerja dengan cara mereka masing-masing, entah itu dari rumah, di jalan atau dari sebuah kantor.
Pelanggan seperti Google, GlaxoSmithKline, dan Nokia bersama ratusan ribu bisnis kecil maupun menengah yang sedang berkembang memperoleh keuntungan dari menggunakan jasa pelayanan Regus untuk kebutuhan kantor dan tempat kerja mereka, memungkinkan mereka untuk fokus pada bisnis utama mereka.
Lebih dari 1.000.000 pelanggan setiap hari mendapatkan manfaat dari fasilitas Regus yang tersebar mendunia di 1.200 lokasi di 550 kota dan 95 negara, yang memungkinkan individu dan perusahaan untuk bekerja di manapun, bagaimanapun dan kapanpun mereka inginkan. Regus didirikan di Brussels, Belgia pada tahun 1989, berkantor pusat di Luxemburg dan terdaftar di London Stock Exchange.
Untuk info lebih lanjut, kunjungi www.regus.com.